Percy Jackson yang menderita disleksia dan ADHD harus menghadapi  kenyataan bahwa mitologi Yunani yang menceritakan dewa-dewa seperti  Zeus, Poseidon, dan Hades ternyata benar-benar ada. Dan lebih jauh lagi  ternyata dia adalah anak dari Poseidon, dewa yang menguasai lautan.  Anak-anak dilahirkan dari dewa-dewa dan manusia biasa ini dinamai  demigod. Mereka selalu diburu oleh para monster-monster jahat hingga  ditemukan dan dikumpulkan di sebuah tempat yang bernama Camp musim  panas, tempat untuk melatih para demigod untuk bertahan melawan para  monster. Di Camp ini, Percy bertemu dengan Annabeth Chase, putri dari  Athena. Berdua, mereka berpetualang untuk menjalankan misi-misi yang  diberikan, ditemani oleh satyr yang bernama Grover.
Pada intinya buku ini menggabungkan mitologi Yunani dengan cerita fiksi  yang dikarang oleh penulisnya, Rick Riordan. Walaupun keduanya sama-sama  fiksi, namun dengan membaca buku ini, kita bisa sekaligus belajar  mengenai mitologi Yunani. Tadinya aku pikir niat banget nih  pengarangnya. Untuk menulis sebuah buku yang dipenuhi cerita masa lalu,  tentunya dia harus melakukan banyak riset mengenai mitologi Yunani itu  sendiri. Ternyata aku baru mengetaui jika Rick Riordan ini sebelum  beralih profesi menjadi penulis buku, adalah seorang guru yang mengajar  Mitologi Yunani. Pantas saja jika cerita-ceritanya, yang terutama  mengenai para dewa dan anak-anaknya pada masa lampau, bisa dibilang  sesuai dengan cerita aslinya. Hanya yang ditulis dibukunya ditambah  dengan cerita karangannya ditambah dengan seting waktu dalam bukunya  adalah waktu saat ini.
Saat ini bukunya sudah 5 seri yang dirilis. Dan walaupun di buku ke-5  nya kupikir sudah tamat, ternyata dia akan melanjutkan seri ke-6 nya  yang rencananya akan dirilis tahun ini. Aku cek di Goodreads, kelima  seri Percy Jackson yang telah terbit memiliki rating diatas 4. Artinya  sebagian memberikan rating 5. Memang menurutku buku-bukunya sangat  inspiratif. Seolah dia mengajak para pembacanya untuk belajar mitologi  Yunani sekaligus menikmati ceritanya. Tidak seperti Harry Potter yang  menurutku terlalu bertele-tele karena bukunya lumayan tebal, Percy  Jackson dikemas dalam buku yang lebih tipis. Dari sisi cerita pun  menurutku bisa jadi lebih seru. Dan terlebih lagi alur ceritanya tidak  bisa diprediksi dan memberikan banyak kejutan disana-sini.
Sayangnya, walaupun bukunya menarik, dan sekalinya baca susah berhenti  :P, edisi terjemahan dalam bahasa Indonesianya baru sajaa dirilis  beberapa minggu yang lalu. Malah duluan filmnya yang dirilis duluan. Itu  pula masih buku pertamanya saja. Untuk buku edisi aslinya, terakhir aku  cari-cari agak-agak sulit didapat karena banyak diburu dan tampaknya  laku keras. Yah buat yang nggak sabar sih, mending unduh saja ebook nya,  lalu baca di komputer. Kalo mau lebih niat lagi, di print sekalian biar  bisa dibaca sambil offline, seperti apa yang sudah kulakukan. Hehehe..
 
Glad I've been poisoning U with this book ^-^
BalasHapusTp pas nonton filmnya jd nyesel bgt deh. Kesesuaian dgn bukunya <20%. Mengerikan >.<