Kamis, Februari 26, 2009

Am I aggressive?

I was surprised when I heard from a friend of mine that her friend which is also my friend said that I'm aggressive. I have no idea why someone can say that. I think, I'm not aggressive. I see myself as a shy and calm. Sometime, I talk a lot, but to people I've already known, not to  strangers. And usually I keep silent when I am in the middle of peoples. From my explanation, you can conclude that I'm an introvert, which is far from term aggressive.

OK. I'll try to explain it to make the problem clearer. Suppose in the past time you had ever liked someone or maybe you had fallen love to someone. And then you conveyed to her that you liked her. You told everything you need to explain to her. In this case, you don't need answer. Any answer wouldn't change anything as well. Assume, whatever the answer, it wouldn't impact you. It just like: nothing to lose.

Suppose that this someone was your friend at your office. Moreover, what you did was related with her. So everyday, you would deal with her. Since your confession to her, you tried to work professionally with her. You tried not to bring your personal matter to work, of course. When you talk to her, you don't say much, you speak as necessary. You tried to treat her like you treated the others. But she didn't treat you the same. Even you were friend before. She remained keeping a distance with you.

You tried to do everything to make a better relationship with her. You expected that she would treat you like she treated her friends. But everything you had done seemed didn't work at all. Perhaps she thought my action as an aggressive act. But I don't think so. What I have done to her, I did it too to my friends. This is a sample: If you have a friend who has facebook account, I'm sure that you will add him or her as your friend on facebook. Yeah, I did it, but she ignored it. Do this can be considered as an aggressive action? I don't think so. You do that to others as well.

And, at this moment, you heard from your friend that she judged you as an aggressive person. How could she say like that? So weird huh? I have no idea what she thinks about me. Is it so difficult to change her point of view of me and make a better relationship?

Rabu, Februari 25, 2009

Antara Benci dan Suka

Ah, apa daya, jika ada suatu pekerjaan yang kita benci sekaligus kita sukai. Mungkin agak-agak aneh juga kedengarannya, tapi itulah yang aku rasakan. Pekerjaan itu adalah coding. Aku menyukai coding, karena istilahnya sudah hobi lah. Sangat menyenangkan ketika bisa memecahkan berbagai persoalan yang bisa ditransformasikan kedalam baris-baris kode. Ada kepuasan tersendiri ketika aku bisa menyelesaikan suatu masalah coding ini. Suatu kepuasan yang aku rasa hanya bisa aku capai melalui cara ini.

Sementara itu alasan kenapa aku terkadang membencinya adalah, kepuasan yang diperoleh dari coding itu terkadang harus dibayar mahal: kurang tidur, lupa waktu, dan lupa segalanya. Untuk benar-benar bisa fokus dan memperoleh apa yang aku inginkan, seringkali aku tenggelam dalam pekerjaan ini, dan tahu-tahu baru menyadari kalo aku kurang tidur dan bahkan lupa makan.

Dan kejadian ini terjadi kembali malam minggu kemarin. Berhubung sedang ada project yang aku kerjakan saat ini, dan deadlinenya sudah mepet, aku meluangkan waktuku di hari sabtu malam dan hari minggu untuk menyelesaikannya. Secara fungsional sih sebenarnya tidak ada masalah yang berarti. Tetapi memang biasanya tantangan terletak pada hal-hal lain, seperti misalnya fitur-fitur tambahan yang mungkin dirasa tak terlalu perlu tapi bisa menambah nilai estetika dan kemudahan dalam menggunakan aplikasi yang aku kerjakan.

Fitur tambahan itu bernama AJAX. Walaupun framework aplikasi yang aku gunakan telah mendukung AJAX, tapi nggak seru dong kalo istilahnya cuma maen asal pakai saja. Jadinya kemarin aku meng-eksplore framework AJAX lain yang ada di pasaran yaitu Lightbox dan mengimplementasikannya kedalam aplikasi yang aku buat. Sangat menarik sekali disini, karena sebelumnya aku belum pernah menggunakan framework Lightbox.

Efeknya benar-benar parah. Akibat kerjaanku ini, aku telat makan malam, dan semaleman itu nggak bisa tidur. Baru bisa tidur jam setengah 6 pagi setelah sholat shubuh. Itupun aku tidur karena merasa memang seharusnya tidur dulu. Kalo nggak sih bisa terus ngerjain sampe bener-bener kelar. Fiuh... akibatnya jadwalku di hari minggu itu terganggu semua. Rencana awalnya hanya mengerjakan fungsionalitas aplikasi, malah ujung-ujungnya merembet ke fitur non fungsional nya.

Memang, rasa puasnya bener-bener kerasa. Mungkin terakhir kali aku merasa puas seperti ini ketika masih jaman-jaman kuliah dulu, ketika aku masih punya banyak waktu untuk mencoba-coba hal yang baru. Selain itu, dari pengalamanku ini aku memperoleh banyak sekali pelajaran yang berharga, yang kurasa bisa aku manfaatkan di project selanjutnya (jika ada). Sepertinya kedepannya mesti punya banyak waktu luang nih untuk belajar hal-hal yang baru. At least jangan sampe ngerjainnya malem-malem, biar nggak kebablasan.

Kamis, Februari 19, 2009

Hidup adalah Cobaan

Uang adalah hal yang sangat sensitif. Apalagi jika dikaitkan dengan gaji ataupun bonus yang didapatkan dari perusahaan. Keterlambatan sedikit saja pada masalah pembayarannya, sudah cukup bisa membuat suasana kerja menjadi tidak kondusif. Keresahan, kegelisahan, dan rasa ketidakpastian lah yang biasanya akan dirasakan. Ujung-ujungnya yang jadi kambing hitam adalah bagian HRD perusahaan tersebut. Kata-kata yang berisi kesesalan semua dialamatkan ke bagian HRD, walaupun memang sih suara-suara tersebut tak akan sampai juga ke HRD.

Begitu pula dengan masalah kenaikan golongan yang mengarah pada kenaikan gaji yang sedang terjadi di perusahaanku. Pada umumnya, karyawan yang telah mencapai masa kerja 2 tahun, golongannya akan disesuaikan. Berhubung setahun yang lalu ada restrukturisasi organisasi di semua bagian perusahaan, dimana banyak sekali perubahan nama dan penambahan departemen yang baru, ini menyebabkan perlunya dilakukan evaluasi ulang pada departemen-departemen yang baru. Evaluasi ini mengarah kepada penyesuaian golongan setelah masa 2 tahun tercapai. Karena departemen yang baru belum dievaluasi, ini menyebabkan karyawan yang telah mencapai masa kerja 2 tahun, kenaikan golongannya tak sesuai dengan ekspektasi. Menjadi lebih rendah daripada yang terjadi sebelum adanya reorganisasi.

Kondisi ini diperparah dengan cut-off yang dilakukan tepat ketika aku dan teman-temanku yang satu angkatanku mendekati masa kerja dua tahun. Mengesalkan sekali bukan. Di beberapa bagian, yang duluan masuk sebulan sebelumnya tidak terkena cut-off. Hanya beda sebulan, dan efeknya luar biasa.

Di satu sisi, aku merasa tak adil juga jika keadaannya seperti ini. Tapi disisi yang lain, dengan gaji yang aku terima saat ini sebenarnya masih cukup. Apalagi aku bukan orang yang aneh-aneh alias banyak maunya. Memang untuk jangka panjang, misalnya seperti mencicil rumah masalah ini sangat berpengaruh. Tapi, entahlah. Aku merasa aneh. Disatu sisi mungkin perusahaan tak adil, tapi disisi yang lain, jika aku melihat ke bawah, masih banyak orang lain yang kurang beruntung dibanding dengan aku, yang istilahnya untuk makan aja sudah susah. Sementara aku, kebutuhan primerku sudah terpenuhi semua. What else? Masih ada sisa untuk ditabung kok.

Mungkin ini memang nggak adil, tapi masih bisa diperjuangkan lah. Seandainya pun mentok, ya mau ngapain lagi. Worst casenya, daripada ngarep yang nggak-nggak mending terima aja apa adanya, mengingat diluar sana masih banyak orang-orang yang lebih susah. Atau.. mungkin mencari perusahaan lain atau segudang plan B, C, D, E, dst yang bisa menenangkan hati. Tapi rasa-rasanya semuanya sama saja. Manusia adalah makhluk yang tak akan pernah puas. Daripada terus berangan-angan, kenapa nggak mencoba untuk menerima saja keadaan yang ada saat ini, sambil berusaha untuk meraih sesuatu yang lebih baik. 

Aaah...Hidup memang penuh dengan cobaan. Sama saja seperti mengejar mimpi. Jika harapan tak tercapai,selanjutnya terserah kita sendiri, apakah mau berusaha mengejar harapan-harapan yang lain, atau cuma menangisi keadaan yang notabene juga nggak menyelesaikan masalah. Tinggal fokus aja ke hal-hal yang masih bisa dikerjakan..